Senin, 12 Desember 2011

BERBURU PAHALA DI SEKOLAH

Banyak hal sepele atau hal kecil yang sering terabaikan di sekolah. Padahal hal sepele itu justru merupakan "cermin" diri seorang muslim atau muslimah  sejati. Bahkan berpahala.  adalah sebagai salah satu bentuk ibadah. Suatu bentuk aktivitas sekecil apapun jika didasari keikhlasan dan dilakukan dengan cara yang benar adalah ibadah. Lebih-lebih di bulan Ramadhan seperti sekarang ini yang notabene bulan Pelipatgandaan Pahala. Nggak percaya? HR Ibnu Khuzaimah dalam hadist shahihnya mengatakan  “Barangsiapa yang ingin mendekatkan diri di bulan ini kepada Allah dengan suatu amalan sunnah, maka pahalanya bagaikan melakukan amalan fardhu di bulan lainnya; dan barangsiapa melakukan amalan fardhu di bulan ini, maka pahalanya adalah 70 amalan fardhu di bulan lainnya”. So,  kita sangat dianjurkan melakukan upgrading ibadah dan amal kebaikan. Kata Aa' Gym : "Mulailah dari yang kecil, mulailah dari diri sendiri dan mulailah dari sekarang. Menuntut ilmu
Membuang sampah pada tempatnya, membuang bungkus permen di tempatnya atau memasukkannya ke dalam saku untuk sementara waktu untuk dibuang ketempat semestinya, mematikan komputer jika sudah tidak dipakai, menyiram sampai bersih dan tidak berbau setelah BAB dan BAK, melepas sepatu dan merapikanya ketika mengikuti kegiatan di masjid,  adalah sederet hal sepele yang merupakan ibadah, mendatangkan pahala dari Allah dan akan meningkatkan goodwill lembaga(sekolah). Sepertinya, sense of belonging masih menjadi PR kita bersama.
Budayakan disiplin, disiplin waktu, disiplin berpenampilan, disiplin berbicara, disiplin administrasi, dan disiplin-disiplin yang lainnya masih perlu diupgrade lagi. Coba kita lihat rapor kedisiplinan kita. Berapa kali kita terlambat dalam sebulan? Berapa kali kita bolos  dalam sebulan? Mudah-mudahan jawabannya tidak pernah. Alhamdulillah. Marilah kita jujur dengan segenap kejernihan hati dan pandangan positif untuk introspeksi diri. Mengaplikasan Q.S Al asr (Demi Masa) dalam kehidupan keseharian kita.
Terkadang tidak sadar bahwa ucapan kita menganggu teman  yang yang sedang serius belajar. Kata bijak mengatakan : "Mulutmu harimau kamu". Dalam hal ini Nabi pun mengingatkan bahwa : "Selamatlah manusia jika dia mampu menjaga lisannya". Begitu urgennya lisan ini. Jangan sampai hati teman terluka karena lisan kita, omongan kita yang sengaja ataupun tidak sengaja. Mungkin juga dalam canda ria kita. Kepekaan, empati dan simpati dengan teman akan tumbuh dengan sendirinya jika kita latih. Karena dengan latihan itu akan membentuk good habit.
              Budaya senyum, salam, sapa, sopan dan santun (5S), semestinya menjadi perhatian utama dalam mewujudkan kenyamanan di lingkungan sekolah. Saling menghormati, saling menghargai dan saling menyayangi. InsyaAllah hal ini akan berdampak kepada peningkatan produktifitas prestasi. Visi dan misi sekolah akan terealisasi dengan baik.
           Tulisan sederhana ini semoga bisa menjadi "cermin diri" untuk evaluasi dan introspeksi demi terealisasinya visi dan misi lembaga tercinta. Kejernihan hati, kebersihan fikiran, positive thinking, husnudzon, obyektif adalah kaca mata yang tepat untuk melihat diri kita sendiri. Semoga Allah Swt selalu memberikan yang terbaik kepada diri, keluarga dan lembaga kita tercinta. Amin
(repost dengan judul yang sama, sumber......)


1 komentar: