Minggu, 06 Maret 2011

Menikmati Sains Saat Di Perjalanan

Ketika liburan, kalian tentu ingin pergi ke luar kota. Bagi kalian yang tinggal di daerah pantai, pasti ingin merasakan sejuknya udara pegunungan. Begitu pun sebaliknya. Teman-teman yang kerap melihat matahari terbit di balik gunung, ingin menikmati keindahan pantai, laut, dan langit saat matahari tenggelam.
Untuk pergi ke kota lain, kita bisa menggunakan kendaraan. Salah satunya adalah mobil. Dari dalam mobil, kita bisa melihat pemandangan yang berubah setiap saat. Bahkan sebenarnya ada hal yang tidak kalah mengasyikkan. Saat di perjalanan, kita dapat menikmati sains. Mau tahu?

Kenakan sabuk pengaman!
Pernahkah kalian merasakan hal ini? Saat mobil mulai berjalan, tubuh kita terlempar ke belakang. Lain lagi ketika sopir mengerem. Cittt...!! Mobil berhenti. Namun di saat bersamaan, tubuh kita terdorong ke depan. Mengapa tubuh kita bisa seperti itu? Siapa yang mendorong kita? Tidak seorang pun. Jadi, apakah hantu di dalam mobil yang melakukannya?
Hihihi.., bukan. Hal itu terjadi gara-gara ulah inersia. Inersia adalah "sifat malas" yang dimiliki oleh semua benda. Termasuk kita dan mobil yang kita tumpangi. Oya, istilah itu berasal dari bahasa Inggris yaitu inertia. Di dalam bahasa Indonesia, artinya lembam atau malas.
Karena adanya inersia, benda yang sedang diam (tidak bergerak) akan cenderung tetap diam. Saat mobil belum bergerak, tubuh kita ikut diam. Ketika mobil mulai bergerak, tubuh kita ternyata masih diam. Akibatnya, punggung kita didorong oleh kursi mobil yang telah bergerak ke depan. Inilah yang sebenarnya terjadi saat tubuh kita “terlempar ke belakang”.
Dan karena inersia pula, benda yang sedang bergerak akan cenderung bergerak terus. Nah, ketika mobil telah bergerak, tubuh kita pun ikut bergerak. Namun saat direm, mobil langsung berhenti. Sedangkan kita di dalamnya masih bergerak sesuai arah mobil. Karena itu, tubuh pun seperti "ditarik ke depan". Agar tubuh tidak mudah bergerak ke depan maupun belakang, sebaiknya kita mengencangkan sabuk pengaman. Dengan begitu, punggung kita akan selalu menempel di kursi. Wajah pun enggak bakalan mencium dashboard ataupun kursi di depan kita bila mobil direm mendadak.

Awas, tikungan!
Saat di belokan atau tikungan, apa yang kalian rasakan? Yap! Tubuh terasa terdorong ke kiri atau kanan. Saat mobil berbelok ke kiri, tubuh kita akan miring ke kanan. Dan ketika menikung ke kanan, tubuh terdorong ke kiri. Bila tidak memakai sabuk pengaman, kadang kita harus berpegangan agar tidak terguling. Apalagi saat melewati tikungan tajam! Oya, lintasan jalan di tikungan sebenarnya adalah bagian dari lingkaran. Setiap tikungan punya jari-jari tertentu.
Eh, tahu enggak. Mobil yang kita tumpangi bisa berbelok karena adanya suatu gaya. Namanya gaya sentripetal. Artinya, gaya yang mengarah ke pusat lingkaran. Saat di tikungan, mobil melakukan gaya sentripetal ini agar dapat berbelok.
Ketika mobil melakukan gaya sentripetal, penumpang di dalamnya akan mengalami gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal berlawanan arah dengan gaya sentripetal. Gaya sentrifugal mengarah ke luar lingkaran. Gaya inilah yang mengakibatkan tubuh kita terdorong ke kanan saat mobil berbelok ke kiri. Dan, terdorong ke kiri saat mobil berbelok ke kanan.

Wah, tanjakan dan turunan!
Kondisi jalan tidak selamanya datar. Kadang ada jalan yang menanjak. Kadang diselingi juga dengan jalan yang menurun. Laju mobil pun menjadi tidak konstan. Kadang merambat pelan saat naik tanjakan. Namun bisa melaju kencang saat melewati turunan. Wow.., serasa naik roller coaster!
Saat ber-"roller coaster" di jalanan itulah kita benar-benar akan merasakan gaya gravitasi. Oya, karena kita tinggal di Bumi, gaya itu sering pula disebut sebagai gaya gravitasi Bumi. Atau, gaya tarik Bumi. Gaya ini mengarah ke pusat Bumi.
Di jalanan yang naik turun, posisi duduk kita di dalam mobil bisa ikut melonjak-lonjak. Saat mobil tiba-tiba menukik di turunan tajam, wiii... tubuh kita "melayang" sesaat karena adanya inersia. Namun karena ada gaya gravitasi, tubuh kita akan langsung ditarik ke pusat Bumi. Bumm..., tubuh pun terhenyak ke kursi mobil.

Aduh.., mual!

Jalanan yang berkelok-kelok dan naik turun, bisa terasa mengasyikkan. Namun, ada pula penumpang yang merasakannya sebagai siksaan. Bila tidak kuat, mereka akan "mabuk perjalanan". Gejalanya sering diawali dengan pernafasan yang tidak enak. Lalu, muncul keringat dingin. Kepala pun terasa pusing. Setelah itu, mual dan akhirnya muntah.
Agar nyaman dan tidak mabuk saat di perjalanan, cobalah hal-hal berikut ini:
A. Sebelum berangkat:
1. Makan dan minumlah secukupnya
2. Bergembiralah dan jangan cemas (stress)
3. Berdoalah kepada Tuhan Yang Maha Esa
B. Saat di kendaraan:
4. Duduklah dengan rileks (santai). Usahakan agar punggung dan kepala bisa bersandar dengan nyaman. Oya, kepala boleh disangga dengan bantal agar tidak gampang bergoyang. Jangan lupa, kenakan dan kencangkan sabuk pengaman
5. Bagi kalian yang sering mabuk perjalanan, sebaiknya tidak usah membaca apa pun saat di kendaraan. Jangan melihat pepohonan, tiang listrik, atau benda lain yang terlihat berkelebat cepat di sisi kiri atau kanan mobil. Lebih baik, arahkan saja pandangan ke depan. Bila melihat ke sisi kiri atau kanan, arahkan pandangan ke benda yang jauh. Atau, ke benda-benda yang relatif diam. Hal ini agar mata kita tidak "berputar-putar" yang dapat memicu timbulnya pusing, mual, dan muntah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar